Cara Jitu Lulus Tes CPNS Tahun 2018

Yang mau lulus seleksi CPNS Tahun 2018,

Masih ada waktu untuk titip menitip disini,

Meumpeung tes belum dimulai,

Apalagi tes dengan CAT sangat susah untuk titip menitip,

Tapi disini masih bisa titip menitip kawan.

Inilah dia cara jitu lulus Tes CPNS Tahun 2018,

Pastikan Anda mendaftar sesuai formasi dan klasifikasi ijazah yang dibutuhkan,

Catat dengan baik nama lengkap dan nomor test Anda,

Atau kalau perlu print out nomor test Anda.

Titipkan Nama dan Nomor Test Anda,

Dalam untaian doa,sujud dan ibadah ibadah anda,

Disetiap saat dan disetiap hela nafas,

Bahkan disaat kebanyakan manusia terlelap dalam tidurnya,

Titipkanlah kepadaNya,

Dialah Allah SWT tuhan yang mencipatakanmu,

Titipkan nama dan nomor tes mu KepadaNya,

Lalu jangan lupa untuk selalu berusaha belajar, belajar dan belajar

Membaca, membaca dan membaca,

Ingat..ke-halal-an rizkimu kedepan nanti ditentukan saat ini,

Saat kau menitip nama dan nomor tes mu

Jika dirimu menitipkan kepada yang salah,

Maka haramlah rizkimu seumur hidupmu bekerja.

 

Harusnya Aku Lebih Bersyukur

Ada anak usia belia sudah jadi juara umum olimpiade tingkat dunia.
Ada seseorang yang kreative sehingga menemukan sesuatu, hingga dari itu ia menjadi orang yang terkaya.
Ada orang yang bangkit dari keterpurukan hanya karena secuil idenya yang dikembangkan.
Lintang sang tokoh jenius dalam laskar pelangi hanya dalam sekian detik dapat menjawab soal yang rumit.
Ikal sampai kuliah ke Sorborn, Prancis.
Tamara dalam Film Kepompong yang mampu membuat buku pelajaran sejarah menjadi sebuah cerita sehingga enak dibaca dan mudah dipelajari.
Nah..Aku ini bisa apa yah..?
Aku punya keahlian apa..?
Aku ini punya apa yang bisa dibanggakan..?
Seandainya dulu aku dilahirkan dari orang tua yang untuk makasn sehari-hari saja begitu sulit.
Sehingga harus meminta-minta di jalanan..!
Apakah mungkin aku menjadi seseorang seperti sekarang ini yah..!
Apakah mungkin..!
Ya Allah seharusnya aku lebih bersukur atas segala nikmatmu ini, sehingga aku bisa seperti sekarang ini.

Retorika Negara Kesejahteraan (Welfare State)

AMICH ALHUMAMI

A welfare state is frightened of every poor person who tries to get in and every rich person who tries to get out ( Harry Browne, 1933-2006, Politisi dan Pengarang Libertarian Amerika).
Menyimak retorika publik di kalangan pejabat pemerintah dan politisi di parlemen, tertangkap tataran gagasan mereka sepaham mengenai cita-cita membangun sebuah pemerintahan negara yang bertujuan menciptakan kesejahteraan rakyat.
Tema ini selalu menjadi grand narrative dalam wacana publik dan perdebatan politik. Pertanyaannya, apakah penyelenggara pemerintahan – eksekutif dan legislaitf – sepakat membangun negara kesejahteraan merujuk konsep orisinal, yang semula berkembang di Eropa Barat (Inggris, Jerman) dan negara-negara skandinavia (Finlandia, Swedia, Norwegia)?
Jika memiliki kesamaan cita-cita membangun negara kesejahteraan, mengapa dalam banyak hal yang amat fundamental pihak legislatif sering berseberangan dengan eksekutif, terutama berkenaan dengan policy prescription, dalam membangun perekonomian negara?
Sejauh ini partai politik di lembaga legislatif belum mempunyai dokumen atau blue-print (cetak biru) yang secara solid dan komprehensif memuat rumusan ide negara kesejahteraan, yang menjadi dasar penyusunan kebijakan publik. Pihak eksekutif juga tak memiliki cetak biru yang memuat agenda untuk mewujudkan cita-cita membangun negara kesejahteraan.

Kesejahteraan Rakyat
Tema kesejahteraan rakyat yang selalu mengemuka dalam perdebatan publik hanya retorika politik, yang berangkat dari interpretasi sepihak, baik di kalangan pejabat pemerintah maupun politisi di parlemen. Dalam konteks ini, kita perlu menyimak ulang ide negara kesejahteraan dengan merujuk pemikir-pemikir klasik.
Para pemikir merumuskan konsep negara kesejahteraan sebagai berikut, “a welfare state is a state in which organized power is deliberately used through politics and adminstration in an effort to modify the play of market forces to achieve social prosperity and economic well-being of the people.” Rumusan ini bersumber dari karya-karya klasik antara lain Asa Grigga, The welfare state in historical prespective (1961); Friedrich Hayek, The meaning of the welfare state (1959); dan Richard Titmuss, Essays on the welfare state (1958). Buku Titmuss ini bisa dibilang karya magnum-opus yang secara mendalam mengupas ide negara kesejahteraan.
Pemikiran mereka dapat disarikan menjadi tiga hal esensial. Pertama, negara harus menjamin tiap individu dan keluarga untuk memperoleh pendapatan minimum agar mampu memenuhi kebutuhan hidup paling pokok.
Kedua, negara harus memberi perlindungan sosial jika individu dan keluarga ada dalam situasi rawan/rentan sehingga mereka dapat menghadapi social contigencies, seperti sakit, usia lanjut, menganggur, dan miskin yang potensial mengarah ke atau berdampak pada krisis sosial.
Ketiga, semua warga negara, tanpa membedakan status dan kelas sosial, harus dijamin untuk bisa memperoleh akses pelayanan sosial dasar, seperti pendidikan, kesehatan, pemenuhan gizi (bagi anak balita), sanitasi, dan air bersih.
Ada yang Salah
Merujuk tiga gagasan itu, kita dapat menilai betapa Indonesia jauh dari cita-cita negara kesejahteaan. Tentu patut disyukuri, sistem pemerintahan demokratis perlahan mulai terlembaga. Institusionalisasi politik dan lembaga-lembaga pemerintahan yang menjadi ciri negara demokrasi modern sedang dan terus berproses menuju konsolidasi.
Namun, dapat dipastikan, ada sesuatu yang salah dalam tata kelola dan penyelenggaraan pemerintahan selama 10 tahun era reformasi. Saksikan, Indonesia adalah negara dengan kekayaan alam melimpah. Namun, berbilang selama tahun pembangunan nasional justeru bergantung pada utang. Sebuah negara agraris dengan tradisi pertanian amat panjang, tetapi para petaninya miskin dan negara menjadi pengimpor beras. Sebagai negara maritim yang hampir 70 % (5,8 juta km2) luas wilayahnya merupakan lautan yang mengandung potensi tak terbilang, tetapi laut tak terkelola dengan baik dan nelayannya terjerat kemiskinan.
Sebagai negara, jutaan anak usia sekolah tak bisa mendapat pendidikan memasai, bahkan anak SD-SMP bunuh diri hanya karena malu menunggak iuran sekolah. Sebuah negara di mana anak-anak balita menderita gizi buruk dan orang sakit tak bisa membeli obat atau mendapat layanan kesehatan secara manusiawi. Sebuah negara di mana seorang ibu meracuni anak sampai meninggal lalu ia bunuh diri karena tak kuat menanggung beban kemiskinan. Sebuah negara di mana seorang ibu yang sedang hamil meninggal karena kelaparan. Sebuah negara yang kombinasi angka kemiskinan dan pengangguran demikian tinggi, yang bila tak terkendali dapat memicu krisis sosial.

Tanggung jawab Profetik
Rentetan “fakta keras” itu belum menyadarkan kita bahwa sebagai bangsa, indonesia sedang menyongsong krisis sosial seperti diingatkan para perumus/penggagas negara kesejahteraan. Maka, kita boleh menggugat di manakah tanggung jawab profetik negara atas berbagai peristiwa memilukan itu. Sungguh, amat jauh bentangan antara retorika politik dan fakta empiris. Tanpa lelah, presiden/wapres terus berpidato tentang kesejahteraan rakyat, tetapi menteri yang diangkat untuk mengurus hal itu adalah figur yang terkait/pemilik/pemegang saham korporasi besar yang membuat rakyat kehilangan properti, terusir dari tempat tinggal, lalu hidup merana di tenda-tenda pengungsian.
Penderitaan rakyat amat pedih dan tak berkesudahan. Mereka terus bertanya, dimanakah negara? Bak panggung teater, anggota parlemen-sebagai demagog-dengan berbusa-busa menyuarakan kepentingan masyarakat dan mengklaim sebagai pejuang aspirasi rakyat. Namun, mereka terus melakukan korupsi dan menikmati gratifikasi, suap, dan sejenisnya yang menjadi sumber penggerusan dana publik sehingga menghalangi upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Kepada kaum bijak-bestari, rakyat bertanya sampai kapan bubble statemnts- gelembung pernyataan kosong-ini terus menghiasi wacana publik dan menjadi perdebatan pilitik?

Kompas, 17 Maret 2008

Tulus Cinta untuk Sahabat (Aku bangga dipertemukan sebagai sahabatmu)

buterfly1
Sahabatku, sekarang aku akan lantang katakan sesuatu hal untukmu yang selama ini kupendam dalam-dalam di relung hati yang paling dalam. “Aku sangat bangga mengenalmu di dunia ini, Aku bangga telah menjadi bagian dalam hidupmu sebagai seorang sahabat, Aku bangga dipertemukan denganmu sebagai seorang sahabat!”.
Aku tuliskan pena dimalam ini untukmu, 13 Januari 2009.
Sahabatku, kau lihat bulatan indah bersinar di birunya langit malam ini? Pendar cahaya lembut anggun mengitari bagai mahkota, atau laksana serumpunan dayang melayani. Lihatlah lekat, pesonanya memukau sempurna, memagnet daya tarik pandang yang tak kan mungkin mampu berpaling. Di pesona itu mata kita beradu, merefleksikan kerinduan yang teramat sangat pada bentangan jarak yang memagar rapat pertemuan. Membidik tajam nostalgia sebuah masa, yang membingkai memori pada sepenggal episode tentang kita.
Sahabatku, kau dengar simfoni malam mengalun syahdu? Memungut nada-nada indah pada angin yang berhembus pelan, meliuk-liuk pada dahan dan ranting, menuju pusaran waktu, menembus dimensi tak berbatas, memadukan hati kita yang pernah bertemu dalam ketaatan kepadaNYA, yang pernah terhimpun dalam kecintaan kepadaNYA, yang pernah bersatu dalam dakwah kepadaNYA. Menyambangi jiwa yang pernah saling menopong ketika letih dan rapuh.
Sahabatku, ketika malam memagut mesra sunyi, selarik rindu masih melintang di sini, di kebisuan kata yang mengejakan makna ukhuwah. Jelas di pelupuk mata saat bersama kita mengapalkan tangan kanan ke atas sembari lantang meneriakkan takbir, membuncahkan semangat masa muda nan perkasa, mengukuhkan pijakan sebagai Jundullah (tentara Allah) yang telah mewakafkan diri untuk dakwah. Dan memuarakan niat di setiap lurus laku hanya untuk ridhaNya.
Wahai.. Sahabatku, ingin kurengkuh semua kata, menyusunnya menjadi bait-bait do’a, memaknai setiap deskripsi dari refleksi kerinduan ini, menghujanimu dengan butiran-butiran bening mahabbah (kecintaan). Ingin kumekarkan kuncup-kuncup puspita di pekarangan jiwa, menyampaikan harumnya padamu, agar senyum merekah menghisai wajah tulusmu, dan puas kulihat engkau bahagia.
Sahabatku, ada rasa terukir dalam di hati ini. Rasa yang bermuara pada kecintaan karenaNya. Rasa yang memadukan jiwa kita dalam keabadian ukhuwah. Rasa yang membuat para malaikat iri melihat kita, karena rasa itu menghadirkan kerinduan di singgasana asa dan do’a.

Dan…

Sahabatku, sebuah keyakinan terpatri dalam, seandainya tak di dunia ini, semoga pertemuan abadi di surgaNYA, insya Allah. Aamiin.

Untukmu di nun jauh di sana, yang selalu kurengkuh dalam sujud-sujud panjangku, kusapa dalam rajutan do’a malam, kukenang dalam pendaman rasa. Untukmu yang pernah hadir di masa lalu.

AIR MATA ANAK PALESTINA

Ayah…! Kata mereka Kau penjahat.
Padahal sebenarnya engkau bukan penjahat.
Mereka menangkapmu tanpa memberi kesempatan.
Untuk aku menciumu meskipun hanya sekali.
Atau mengusap air mata ibu.

Ibu…! Aku melihat air mata di kelopak matamu setiap pagi.
Apakah Palestina tidak berhak diberi pengorbanan.
Setiap hari aku bertanya kepada Matahari.
Ibu, Apakah ayah akan kembali pada suatu hari?
Ataukah dia akan pergi selamanya sampai hari kiamat.
Atau dia akan mengusap air mata ibu yang terus menetes setiap hari..?
Wahai ayah dimanakah engkau..?

Oooh bayi-bayi yang dijajah..!
Kini telah datang hari raya baru setelah hari raya tahun lalu.
Dan bayi barupun terlahir sesudah bayi yang itu.
Dan para Syuhada berguguran setelah gugurnya Syahid yang lalu.
Sedang ayah masih disembunyikan dibalik jeruji besi.
Dalam sel mengerikan yang tidak layak di huni manusia.
Mana hari kemenangan dan kehancuran penjara-penjara besi itu..??

Malulah kalian…!
Malulah kalian…!
Malulah kalian..!
Aku ingin ayah pulang…!
Aku ingin ayah pulang…!
Aku ingin ayah pulang…!
Aku ingin ayah pulang…!
Aku ingin ayah pulang…!
Aku ingin ayah pulang…!
Aku ingin ayah pulang…!

Dari : Anak Palestian.mujahid_cilik_51

Pesan Pak Yusuf Kalla “Buka sepatumu..!

( Minggu, 11 Januari 2009)

“Buka sepatumu..!”
“Bacakan mereknya..!”
“Lihat sandalmu sekarang..!
”Apa mereknya..!
”Sedang makan apa..?
”Lihat siap yang produksinya..!
”Sedang minum apa..?
”Lihat produksinya..!
”Matikan dulu rokokmu..!
”Lihat mereknya..!

”Kau tahu..?
”Mengapa ku suruh lihat ini dan itu..!
”Tentang apa..?
”Tentang yang kau pakai..!
”Tentang yang kau minum..!
”Kau Tahu..?
”Kemana larinya keuntungan dari uang yang kau belanjakan..!
”Disana Saudara kita di bantai..!
”Disana Saudara kita diperlakukan seperti hewan..!
”Disana Saudara kecil kita dijadikan yatim piatu..!
”Disana keyakinan kita dinjak-injak..!
”Di sana di Palestina..!
”Di sana di Palestinaaaaaaaaaaaa..Saudaraku..!
”Uangmu yang kau belanjakan..
”Uangmu yang kau gunakan..
”Sebagian dipakai untuk biaya perang..oleh Israel
”Amerika…Yahudi laknatulloh..alaih..
”Stop…!
”Hentikan…!
”Mari kita gunakan produk sendiri..!
”Save our Palestine..!
”Allahuakbar……!

Mengapa Mesir Menutup Pintu Perbatasan..?

Mengapa Mesir menutup pintu perbatasan?
Mengapa Bangsa Arab Diam?
Mengapa Banyak negara berpenduduk Islam mayoritas hanya diam?
Mengapa Diam?
Mengapa?
Mengapa? Dan
Mengapa?
Tak mudah mendesak suatu Negara mengambil sikap tertentu. Kepentingan ekonomi dan politik selalu menjadi pertimbangan utama. Itu juga sebab kenapa banyak negara berpenduduk Islam di sekitar Palestina sampai saat ini diam. Dan kalau dibaca dengan pendekatan kepentingan politik (political interest approach), konflik antar negara selalu merupakan kepentingan politik.
Inilah yang disebut global-politis-complex, komplek politik global. Bahwa di satu sisi, politik global mengutamakan nilai dan kepentingan masyarakat dunia, tapi di lain sisi, politik global adalah politik domestic dari masing-masing Negara yang dengan sendirinya tak bisa tanpa kepentingan parsial atau sepihak.
Penomenanya agak berbeda dengan perlawanan Negara-negara neososialis di Amerika Latin. Chavez di Venezuela, misalnya dikenal anti Amerika dan kepentingannya, dengan mengusir Dubes Israel Sholomo Choen dari Caracas adalah mengglobalkan sentiment Anti-Amerika, anti neoliberalism, bahkan dalam tanda petik anti-protestanisme Amerikanisme, Chavez berangkat dari Ideologi, tapi tetap saja pada akhirnya bermuara ke satu titik, kepentingan ekonomi dan politik.
16_meses_de_intifada_palestina11

Deklarasi Balfour (Keterlibatan Inggris dalam Pembentukan Israel)

Balfour menanyai Weizman soal Palestina dan hanya Palestina saja yang diinginkan sebagai basis Zionisme. “Semua tempat yang lain akan menjadi pemberhalaan”, ujar Weizman. Ia menambahkan, “Tuan Balfour, andai saya menawarkan Anda Paris sebagai ganti London, akankan Anda mengambilnya?”
“Tapi Dr Weizman, kami memiliki London,” kata Balfour. Weizman melanjutkan, ”itu benar, namun kami memiliki Yerusalem dulu saat London merupakan rawa”.
Pada 2 Nopember 1917, keluar surat dari Menteri Luar Negeri Britania Raya/Inggris Arthur James Balfour kepada Lord Rothscild (Water Rothschild), pemimpin komunitas Yahudi Inggris, untuk dikirimkan kepada Federasi Zionis. Surat itu menyatakan posisi yang disetujui pada rapat kabinet Inggris pada 31 Oktober 1917, bahwa Pemerintah Inggris mendukung rencana Zionis membentuk ”Tanah Air” bagi Yahudi di Palestina, dengan syarat bahwa tak ada hal-hal yang boleh dilakukan yang mungkin merugikan hak-hak dari komunitas-komunitas yang ada di sana.
Surat asli dalam bahasa Inggris seperti tercantum sebagai berikut :

Foreign Office

Nopember 2nd, 1917

Dear Lord Rothschild,
I have much pleasure in conveying to you, on behalf of His Majesty’s Goverenment, the following declaration of sympathy with Jewish Zionist aspirations which has been submitted to, and approved by, the cabinet.
“His Majesty’s Government view with favour the estabilishment in Palestin of a national home for the Jewish People, and will use their best endeavours to facilitate the achievement of this object, it being clearly understood that nothing shall be done which may prejudice the civil and religious right of exsiting non-Jewish communities in Palestine, or the rights and political status enjoyed by Jews in any other country.”
I should be grateful if you would bring this declaration to the knowledge of the Zionist Federation.

Your sincerely,
Arthur James Balfour.

Secara histories, terkait deklarasi Balfour, Inggris mesti bertanggung jawab atas konflik Israel-Palestina yang sejak perang enam hari di 1967 terlihat begitu kompleks. Inggris memang membantah mendukung pembentukan “Negara Israel” seperti terungkap dalam Buku Putih Inggris pada 1922. Namun Nopember 2002 lalu, dalam wawancaranya dengan Majalah News Statesman, Menteri Luar Negeri Inggris James Straw mempersalahkan penjajahan Inggris masa lalu atas banyak masalah politik modern, termasuk konflik di Timur Tengah.
“Deklarasi Balfour dan jaminan-jaminan yang bertentangan yang diberikan kepada orang Palestina secara pribadi, sementara pada saat yang sama diberikan pula kepada orang-orang Israel, merupakan sejarah yang menarik buat kami, namun bukan sesuatu yang terhormat,” Kata Straw.
Tidak peduli Inggris mau bersikap atau sama sekali tak bersikap dalam mendorong penciptaan perdamaian di tapal batas Yahudi-Palestina, yang pasti Negara-negara besar di Eropa Barat, termasuk Amerika Serikat, belum memperlihatkan ketegasan dan keberpihakan pada kemanusiaan universal dalam kasus ini. Ada apa dengan Negara-negara besar ini?

Harian Merdeka, Sabtu 10 Januari 2009
Boni Hargens
(Pengajar Ilmu Politik UI)

Allah sedang memperlihatkan..!

the-flag-of-palestine
Sampai hari ini kita melihat, bahwa Allah sedang menunjukan kepada kita semua, betapa kemunkaran sedang berjaya di atas bumi Palestina. Sahabat Ali Bin Abi Thalib RA, pernah mengungkapkan bahwa ” Kebenaran yang tidak disusun dan di manaj dengan baik akan dihancurkan dan dikalahkan oleh kemungkaran yang dikelola dengan baik dan rapih. Saat ini di Bumi Palestina Allah sedang memperlihatkan kepada kita semua kenyataan tersebut. Dimana bangsa-bangsa muslim hanya bisa mengutuk dan mengutuk tanpa tindakan nyata dalam membela saudara-saudaranya yang tertindas. Lalu dimanakah letak persaudaraan Muslim itu, bukankah kita tau bahwa Alquran mengamanatkan kepada kita sebagai Umat Islam bahwa Kita harus bertindak tegas terhadap kaum kafirin dan bersikap lembah lembut terhadap sesama Muslim. Namun saat ini yang terjadi sebaliknya, di Indonesia sendiri sesama Muslim saling bertikai hanya karena perbedaah Partai Politik, saling sikut saling jegal demi kepentingan politik, padahal ada saudaranya yang sedang merana dan menderita di Palestina. Mereka orang-orang kafir hanya bisa tertawa melihat realita umat Islam saat ini dimana terpecah menjadi beberapa bagian negara yang satupun tidak ada yang mampu bersatu untuk mebela saudaranya di Palestina. Dulu ketika zaman Rasulallah Muhammad SAW tidak ada lagi kompromi terhadap kaum kafir, satu tekad “Lakum Dinukum Waliyadin”, masyaAllah saaat ini sangat jauh sekali berbeda dimana banyak penguasa, pemimpin dan raja-raja Islam yang mengekor kepada kaum kafir. Dahulu setiap kali ada permasalahan antara kaum kafir dan Muslim, selalu Muhammad SAW yang menjadi ujung penyelesaian masalah. sementara saat ini selalu diserahkan pada Lembaga PBB, siapa itu PBB, ya tentunya orang-orang kafir yang ada disitu. naudzubillah mindalik kita sudah berkiblat kepada kaum kafir. Mari kita kembali ke Al-Qur’an sahabat-sahabat semua, karena sesunggahnya itulah hukum kita. Ingatlah bahwa jika semua manusia di dunia ini pun tidak menyembah kepada Allah maka sesungguhnya Allah tidak ada kerugian sedikitpun. Mari kita bantu saudara-saudara kita.